Penjual Buah Tradisional di Pasar Genuk Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Supermarket Modern
NewsNew - Seorang ibu pedagang buah di Pasar Genuk, Semarang, tengah menunggu pembeli di lapak sederhananya. Ia menjual aneka buah lokal seperti salak, mangga, dan pepaya.
Semarang, 12 Juli 2025 — Di tengah menjamurnya supermarket dan minimarket modern di Kota Semarang, eksistensi pasar tradisional seperti Pasar Genuk masih tetap hidup. Salah satunya berkat keuletan pedagang seperti Ibu penjual buah lokal, yang sejak pagi hingga sore setia menempati lapaknya menjajakan hasil bumi. Pedagang yang terlihat dalam gambar adalah seorang ibu paruh baya, mengenakan kerudung berwarna ungu tua, yang telah lama berdagang buah-buahan lokal di area belakang Pasar Genuk. Ia menjual aneka buah musiman seperti salak, mangga, pepaya, dan alpukat dengan harga yang terjangkau.
Berbagai macam buah lokal khas Indonesia dijajakan secara tradisional di tampah dan keranjang. Tidak hanya itu, sistem tawar-menawar yang masih berlaku menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli yang rindu suasana pasar rakyat. Lapak kecil milik ibu tersebut berada di Pasar Genuk, sebuah pasar rakyat yang terletak di kawasan timur Kota Semarang, tepatnya di pinggiran jalan utama Genuk. Lokasinya yang strategis membuat pasar ini menjadi pusat aktivitas ekonomi warga sekitar.
Setiap hari, mulai dari pukul 05.00 hingga 13.00 WIB, sang ibu sudah mulai menggelar dagangannya. Saat hari pasar atau menjelang musim buah panen, dagangan bisa lebih ramai dan stok buah juga lebih banyak. Menurut keterangan sesama pedagang, meski persaingan dengan ritel modern semakin ketat, pedagang tradisional tetap punya pelanggan setia. Harga yang murah, buah segar hasil panen langsung, dan interaksi sosial khas pasar menjadi alasan kuat mengapa masyarakat masih memilih belanja di pasar rakyat.
Sistem jual beli dilakukan secara langsung dan tunai, dengan harga yang masih bisa dinego. Lapak-lapak tradisional yang sederhana menjadi ciri khas pasar ini, walaupun beberapa bagian pasar sudah direnovasi menjadi lebih tertata dan bersih.
Penyunting: Putri Ainun

Komentar
Posting Komentar