Burjo Aak, Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa di Kawasan Genuk

 NewsNew - Daftar menu di Warung Burjo "Aak" kawasan Genuk, Semarang, yang menyediakan aneka makanan seperti mie dok-dok, bubur kacang hijau, nasi goreng, hingga minuman sachet. Warung ini ramai dikunjungi mahasiswa pada malam hari.

Semarang, 20 Juli 2025 — Di tengah malam yang lengang, satu tempat tetap ramai oleh suara tawa, obrolan santai, dan aroma makanan hangat yang menggoda: Warung Burjo "Aak", sebuah warung sederhana yang terletak di kawasan Genuk, Semarang.

Siapa yang menjadi pelanggan setia warung ini? Kebanyakan adalah mahasiswa dari berbagai kampus sekitar Genuk dan Penggaron, yang menjadikan Burjo Aak sebagai tempat nongkrong dan mengisi perut di malam hari. Tak jarang juga warga lokal ikut menikmati sajian khas burjo dengan harga bersahabat. Menu andalan seperti Mie Dok-Dok, Nasi Telur Orak Arik, Bubur Kacang Hijau, dan Intel Rebus menjadi pilihan favorit. Minuman seperti susu jahe, teh panas, dan aneka sachet juga tersedia untuk menemani malam yang panjang.

Burjo Aak beralamat di kawasan Genuk, Semarang, tak jauh dari jalur utama dan mudah diakses oleh mahasiswa yang pulang kuliah atau sekadar ingin berkumpul hingga larut malam. Aktivitas puncak terjadi pada malam hari hingga dini hari, terutama di akhir pekan atau malam-malam setelah jadwal kuliah panjang. Banyak pengunjung yang datang tidak hanya untuk makan, tetapi juga bercengkrama atau mengerjakan tugas.

Burjo aak sangant diminati karena harga yang terjangkau, pilihan menu beragam, dan suasana akrab yang ditawarkan. Warung ini juga dikenal karena keramahan pemiliknya, serta fleksibilitas waktu buka yang mengikuti jam hidup mahasiswa. Meski hanya berkonsep warung lesehan dengan interior sederhana dari kayu dan seng, suasananya hangat. Daftar menu tertempel jelas di dinding, disertai jajaran minuman sachet yang digantung rapi. Kesan jadul namun nyaman justru menjadi daya tarik tersendiri.

Warung Burjo Aak bukan hanya tempat makan, tapi juga ruang cerita bagi banyak mahasiswa yang menjalani hari-hari mereka jauh dari rumah. Warung ini menjadi saksi obrolan, tawa, bahkan diskusi tugas kuliah hingga larut malam.

Penyunting: Putri Ainun