Kue Putu Keliling, Cita Rasa Tradisional yang Masih Dicari di Terboyo
NewsNew - Meski zaman semakin modern, kehadiran penjual kue putu keliling masih menjadi favorit warga Terboyo, Semarang. Suara khas uap dari alatnya jadi penanda yang tak tergantikan.
Semarang – Siapa sangka di tengah gempuran jajanan modern, kue putu tradisional masih setia berkeliling di kawasan Terboyo, Semarang. Salah satu penjualnya, Pak Sugi (53), sudah lebih dari sepuluh tahun menawarkan kue putu dari atas motornya setiap sore.
Kue putu, yang terbuat dari tepung beras berisi gula merah dan ditaburi kelapa parut, disukai karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut. “Saya mulai jualan dari jam empat sore sampai habis, biasanya keliling dari Terboyo ke arah Pedurungan,” kata Pak Sugi saat ditemui pada Jumat (10/5).
Setiap hari, suara khas dari alat pengukus kue putu menjadi penanda keberadaannya. Warga pun sering keluar rumah saat mendengar bunyi ‘tuuut’ tersebut. “Anak-anak sampai orang tua suka. Ini jajanan nostalgia,” ujar salah satu pelanggan, Bu Ani (45).
Pak Sugi menjelaskan bahwa proses pembuatannya masih tradisional. Ia mencetak adonan ke dalam cetakan bambu, lalu mengukusnya di atas tungku uap yang terpasang di gerobak motornya. “Yang penting tetap bersih dan pakai bahan bagus, biar orang langganan terus,” jelasnya.
Dengan harga yang terjangkau, yakni Rp5.000 per porsi, kue putu keliling ini menjadi alternatif camilan sore yang digemari.
Meski dihadapkan pada tantangan era digital dan maraknya penjual makanan online, Pak Sugi tetap percaya bahwa cita rasa tradisional punya tempat tersendiri di hati masyarakat.
Komentar
Posting Komentar